Untuk mendukung pencarian kapal kargo Mv. Nur Allya, Selasa (27/08/2019) tadi Basarnas Ternate mendatangkan team dari Basarnas pusat dengan membawa peralatan Direction Finder (DF) yaitu alat untuk dukungan monitoring distress alert MV. Nur Allya di Perairan Laut Halmahera, Pulau Obi.
Dengan menggunakan kapal Basarnas KN SAR 237 Pandudewanata, tim gabungan kemudian bergerak menuju LKP (lokasi kejadian perkara) distress alert (sinyal marabahaya) yang dipancarkan dari kapal itu beberapa hari lalu di Perairan Laut Halmahera, Pulau Obi.
KN SAR 237 Pandudewanata juga dapat berkomunikasi dengan KN Ular 4805 milik Bakamla RI via Radio Marine Ch. 16 dengan hasil KN Ular 4805 melakukan pencarian di radius 15 Nm dari Pulau Kekek, Obi.
Selain itu team gabungan pencarian juga berpapasan dengan KM. Sereniti 09 yang sedang melintas di perairan sekitar LKP dengan laporan mereka tidak menemukan tanda-tanda keberadaan MV. Nur Allya ataupun benda-benda yang dicurigai bekas kapal tenggelam.
Kepala Basarnas Ternate, Muhamad Arafah mengatakan KN SAR 237 Pandudewanata yang tiba di LKP distress, di Perairan Karang-Karang Batu Anyer Kepulauan Damar, di koordinat yang telah ada,Tim Gabungan langsung melakukan deteksi Distress Signal MV. Nur Allya dengan menggunakan Direction Finder (DF) selama ± 1 jam.
Dan hasilnya sinyal distress terdeteksi lemah, di sekitar lokasi tersebut juga tidak ditemukan adanya benda-benda atau tumpahan minyak yang dicurigai milik MV. Nur Allya.
“Selanjutnya pukul 18.25 WIT, KN SAR 237 Pandudewanata bergerak menuju Pelabuhan Babang dikarenakan cuaca di sekitar LKP mulai memburuk. Operasi SAR hari Ke 5 ditutup sementara dengan hasil nihil, dan pencarian hari ke akan dilanjutkan pada Rabu besok,” kata M. Arafah.
Adapun unsur yang terlibat dalam pencarian tadi yaitu Basarnas Ternate, Basarnas Pusat, Ditpolairud Polda Malut, serta PT. Gurita Lintas Samudra. (mn)