JAKARTA — Gubernur Maluku Utara, Sherly Laos, menyebut kelapa sebagai “emas hijau” daerahnya dan menegaskan bahwa hilirisasi merupakan kunci utama untuk meningkatkan nilai tukar dan kesejahteraan petani.
Pernyataan ini disampaikan usai pertemuannya dengan Menteri Koordinator Infrastruktur & Pembangunan Kewilayahan RI, Agus Yudhoyono, dan Menteri Transmigrasi RI, Iftitah Sulaiman, di Jakarta, Kamis (2/10/2025).
Dalam pertemuan tersebut, Gubernur Laos bersama Bupati Halmahera Selatan, Halmahera Utara, dan Morotai menitipkan tiga kebutuhan mendasar Maluku Utara kepada pemerintah pusat.
Gubernur Sherly Laos menekankan pentingnya pembangunan infrastruktur yang terhubung langsung dengan sektor industri untuk memastikan petani mendapatkan harga yang adil.
“Kesejahteraan petani hanya bisa tercapai bila jalan tani dibangun dan terhubung dengan industri. Setiap jalan yang terbangun adalah janji: tidak ada desa tertinggal, dan setiap tetes keringat petani punya akses menuju nilai tukar yang lebih adil,” tegas Sherly.
Tiga kebutuhan mendasar yang diajukan oleh Pemprov Maluku Utara meliputi Infrastruktur Konektivitas Desa, Pelabuhan Internasional dan Ekosistem Lintas Sektor
Gubernur Sherly Laos menyambut baik respons dari kedua Menteri, dan menyatakan dukungan pemerintah pusat menjadi energi baru bagi Maluku Utara.
“Arahan Menko dan Menteri membuat kami lebih terdorong untuk bekerja kreatif, adaptif, dan kolaboratif demi Maluku Utara yang maju,” pungkasnya. (red)