Ekonomi Maluku Utara tumbuh tinggi dalam 2 tahun terakhir yang dipicu dari sektor tambang, sangat potensial memberikan kontribusi bagi perekonomian Tiongkok karena produksi ekonomi Malut berimplikasi pada ekspor ke Tiongkok, jadi Maluku Utara memperoleh pertumbuhan dan limbah jangka panjang, sedangkan Tiongkok dapat efek tumbuh yang jauh lebih tinggi, kesejahteraan mereka peroleh dan makin menambah kekuasaan Tiongkok dalam ekonomi global.
Hal ini disampaikan pengamat ekonom Universitas Khairun (Unkhair) Mukhtar Adam kepada INBISNIS.ID menanggapi maraknya informasi yang beredar di media online saat Pertemuan Tahunan Nasional Bank Indonesia yang berlangsung di Royal Resto Ternate.
Selanjutnya menurut Mukhtar bahwa Pembangunan ekonomi bertujuan untuk kesejahteraan rakyat, karena itu pertumbuhan ekonomi harus digerakkan dari sektor yang dikerjakan oleh masyarakat. Secara teori ekonomi tumbuh masyarakat sejahtera, jika tumbuh itu inklusif, jika tidak, efeknya ketimpangan, jadi ekonomi Maluku Utara lagi bekerja untuk ekonomi Tiongkok.
“Pertumbuhan ekonomi Maluku Utara ditopang oleh sektor Pertambangan yang diketahui perusahan pertambangan yang ada di Maluku Utara adalah PT IWIP, Harita dan Antam yang semuanya tujuan ekspor adalah Tiongkok. Sedangkan PT NHM yang saat ini produksinya lagi turun, lagi pula ekspornya melalui Jakarta,” jelas Mukhtar.
Untuk diketahui bahwa Pertemuan Tahunan Nasional Bank Indonesia yang berlangsung di Royal Resto Ternate kemarin, Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Maluku Utara, Hario Kartiko Pamungkas mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi Provinsi Maluku Utara dari kuartal satu sampai kuartal tiga berada pada posisi 3 besar Indonesia. Inflasi Maluku Utara tercatat rendah dan stabil sepanjang 2021. Ini tidak lepas dari koordinasi yang baik dari tim pengendalian inflasi daerah (TPID) di Maluku Utara.
Sumber: InBisnis