Sekretaris Jenderal (Sekjen) Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI), Yunus Nusi dijadwalkan akan menghadiri pembukaan Liga Ternate Premier League (TPL) tahun 2020-2021 yang digelar Asosiasi Kota (Askot) PSSI Ternate, di stadion Gelora Kie Raha (GKR) Ternate. Sekjen PSSI juga akan mencanangkan Ternate sebagai Kota Sepak Bola.
Ketua Askot PSSI Ternate, Muhdin Taha menjelaskan kehadiran Sekjen PSSI untuk pencanangan Ternate sebagi kota Sepak Bola. “Kehadiran Sekjen untuk pencanangan Ternate sebagai Kota Sepak Bola,”kata Muhdin Taha.
Muhdin Taha mengatakan, berdasarkan hasil konsultasi dengan PSSI melalui Sekjen dimana Kota Ternate sudah sangat layak menjadi kota sepak bola. Sebab katanya, Ternate telah melahirkan banyak pemain-pemain sepak bola yang sebagian besar meruput di sejumlah klub-klub di tanah air termasuk sejumlah pemain yang memperkeuat Timnas Indonesia.
Penetapan kota Ternate sebagai kota Sepak bola bukan sesuatu yang begitu saja. Kata dia, sejak dua tahun Askot Ternate merintis hal tersebut dengan mempersiapan sejumlah perangkat baik itu pelatih maupun wasit yang memiliki lisensi PSSI.
Selain itu dukungan lainnya, datang dari kalangan pemilik Sekolah Sepak Bola (SSB) dan klub-klub sepak bola di Ternate. “Askot selalu bersinergi dengan klub-klub maupun SSB yang memiliki pemain,” katanya.
Dengan dicanangkannya Ternate kota Sepak Bola adalah untuk mengembalikan kejayaan sepak bola Ternate dalam hal ini Persiter. Dukungan Askot dengan berbagai kegiatan dan program untuk kemajuan sepak bola di Ternate.
Dia bilang, baik kegiatan TPL maupun pencanangan Ternate Kota Sepak Bola telah mendapat dukungan Pemkot Ternate melalui Dinas Pemuda dan Olah raga serta Koni Kota Ternate.
“Alhamdulillah Pemkot melalui Kadispora sangat memberikan respon, begitu juga ketua Koni Ternate yang selalu memberikan dukungan kepada Askot,” sebut Alan.
Tak hanya Sekjen PSSI yang akan hadir akan tetapi Kemenpora melalui Dirjen pengembangan prestasi olah raga juga telah menyatakan kesediaanya untuk hadir.
“Permintaan ketua Koni Ternate kepada Dirjen untuk hadir di Ternate, dan itu telah disetujui,” katanya seraya menambahkan ada sejumlah ketua Asprov PSSI terdekat juga telah bersedia hadir.
Alan berharap kehadiran Sekjen PSSI dan Dirjen Pengembangan Prestasi Olahraga akan memberikan dampak besar bagi dunia olahraga di Ternate, lebih khusus lagi sepak bola Ternate.
Terkait dengan Liga Ternate Premier League (TPL) tahun 2020-2021, Muhdi mengatakan, Askot PSSI Ternate lebih memprioritas para pemain muda. Sehingga itu, pembatasan skala umur pemain yang nantinya berlaga diantaranya usia 17 hingga 22 tahun ditambah dengan 3 pemain senior.
“Tujuan dari TPL ini untuk pemain liga 3, sehingga kami lebih memprioritas pemain muda dan sudah menjadi kesepakatan semua klub yang mendaftar di Askot,” katanya.
Muhdin mengatakan, kebijakan lain dari Askot lagi TP yang kick off dilakukan pada 14 November 2020 adalah pemain yang pernah memperkuat Persiter diberikan kesemapatan untuk berlaga.
“Pemain yang pernah memperkuat Perseiter kami berikan penghargaan untuk berlaga, tetapi status pemainnya harus jelas. Kalau ada yang sudah pindah ke klub lain harus ada pengalihan status ke klub peserta TPL,” tambah Alan.
Selain itu, prioritas pemain yang berlagas di TPL adalah pemain yang memperkuat Persiter pada Porpov di Kabupaten Halmahera Selatan (Halsel) beberapa waltu lalu. “Kalau pemain Porpov yang memperkuat Persiter, kami persilahkan tanpa syarat dan embel-embel yang berlaku di TPL,” sebutnya.
Pelaksanaan TPL akan dilakukan Coaching Clinic bagi perangkat pertadingan yakni Wasit yang akan diturunkan dalam laga yang pertama kali dilakukan di Ternate.
“Wasit yang akan diturunkan wajib mengikuti penyegaran Coaching Clinic. Askot melalui komite wasit tidak akan menurunkan wasit yang tidak mengikuti penyegaran,” pungkas Alan tentang agenda pencanganan Ternate sebagai Kota Sepak Bola.
Sumber: Times Indonesia