Kedepannya negara Indonesia bisa menjadi pemain utama untuk kendaraan ramah lingkungan. Saat ini produksi baterai untuk mobil listrik bisa dikembangkan di Indonesia.
Menurut penjelasan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ketika menyampaikan Pidato Kenegaraan Presiden Dalam Rangka HUT Ke-75 Kemerdekaan RI. Presiden Jokowi juga menyinggung soal Indonesia yang mulai mampu mengolah bijih nikel menjadi bahan utama untuk baterai kendaraan listrik.
“Bijih nikel telah bisa diolah menjadi feronikel, stainless steel, lembaran baja, dan dikembangkan menjadi bahan utama untuk baterai lithium,” kata Jokowi, yang disiarkan saluran YouTube Sekretariat Presiden.
Masih penjelasan Presiden Jokowi, bahwa hal ini akan memperbaiki defisit transaksi berjalan, meningkatkan peluang kerja, dan mulai mengurangi dominasi energi fosil. Menurutnya, dengan kemandirian itu, Indonesia dinilai strategis untuk pengembangan baterai lithium untuk mobil listrik.
“Hal ini membuat posisi Indonesia menjadi sangat strategis dalam pengembangan baterai lithium mobil listrik dunia dan produsen teknologi di masa depan,” ujarnya.
Oleh karena itu, Indonesia dinilai memiliki ketersediaan sumber daya alam yang bisa dimanfaatkan untuk pengembangan baterai kendaraan listrik. Ini bakal menjadi kemandirian Indonesia dalam pengembangan baterai.
Seperti bahan baku nikel dan kobalt untuk baterai kendaraan listrik jumlahnya sangat mencukupi di Negara Indonesia. Pemerintah kuta saat ini telah menerima berbagai komitmen investasi di sektor pengolahan bahan baku kendaraan listrik.
Salah satu pabrik pembuatan baterai kendaraan listrik di Negara Indonesia yakni di Morowali, Sulawesi Tengah misalnya, PT QMB New Energy Minerals telah berinvestasi sebesar USD 700 juta. Selain itu, PT Halmahera Persada Lygend juga telah berkomitmen menggelontorkan dananya sebesar Rp14,8 triliun di Halmahera, Maluku Utara.
Diketahui, untuk produksi baterai cell lithium ion, terdapat investasi sebesar Rp207,5 miliar yang dikucurkan oleh PT International Chemical Industry. Perusahaan ini akan memproduksi sebanyak 25 juta buah baterai cell lithium ion yang setara dengan 256 MWh per tahun.
Untuk mendukung program ini, pemerintah membentuk tim untuk mendorong keterlibatan industri dalam negeri agar bisa mengembangkan baterai kendaraan listrik. Adapun tim yang terbentuk terdiri dari BUMN di sektor tambang dan energi seperti Mind.id, PT Antam, PT PLN, dan PT Pertamina.
Sumber: DelinewsTV