Obi Fishing Tournament dan Upaya Menjaga Perairan Pulau Obi

INFO NASIONAL – Obi Fishing Tournament tahun ini berhasil meraup peserta lebih banyak serta menghasilkan tangkapan ikan lebih berbobot. Turnamen memancing yang digagas Harita Nickel di Perairan Kawasi, Pulau Obi, Halmahera Selatan, Maluku Utara, berlangsung selama dua hari, 18-19 Maret 2023.

Berbeda dari tahun sebelumnya saat penyelenggaran perdana, Obi Fishing Tournament 2023 diikuti peserta dari dua desa sekaligus, Desa Kawasi dan Desa Soligi, dengan total 193 peserta, sedangkan seluruh hasil tangkapan mencapai 237,69 kg.

Adapun juara pertama yakni ikan berjenis Giant Trevally—warga setempat menamainya Bobara—seberat 23,51 kg. Di urutan kedua dan ketiga ikan Geropa atau Kerapu dengan berat masing-masing 15,91 kg dan 15,13 kg.

Melimpahnya ikan di perairan Kawasi ini diakui oleh Sidi Jouronga (58), warga Desa Kawasi, sekaligus peraih juara I Obi Fishing Tournament 2023. Ia berprofresi sebagai nelayan. Sehari-hari melaut dari pukul 6 pagi dan pulang menjelang petang. Rata-rata hasil tangkapannya antara 20 hingga 30 kg. Sebagai gambaran, harga ikan di tingkat penampung di desa setempat antara Rp40 ribu hingga Rp50 ribu per kilogram.

Saat mengikuti turnamen, kakek dari 9 cucu itu berangkat selepas maghrib dan jam 11 malam telah menyerahkan hasil tangkapan ikan yang ditetapkan panitia sebagai juara I. Artinya, dia memancing hanya dalam waktu kurang lebih 3 jam. Dan itu pun, tegasnya, jaraknya tak sampai 2 kilometer dari bibir pantai.

“Jadi kalau ada yang bilang di laut Kawasi tidak ada ikan, atau kalau pun ada ikannya tidak mau makan karena airnya kotor, itu bohong besar. Saya lahir di Kawasi, sehari-hari mencari ikan di sini sampai hari ini, jadi saya tahu persis,” ucap Sidi.

Warga lain yang juga berprofesi sebagai nelayan, Hut Ibrahim, 60 tahun, mengaku hingga saat ini masih melaut di perairan Kawasi. Hasil tangkapannya paling banyak ikan bobara, kerapu, kakap merah hingga cumi.

“Tidak melaut kalau cuaca kurang bagus seperti gelombang tinggi. Kalau cuaca bagus, kami pasti melaut karena itu memang untuk kita kebutuhan sehari-hari dan sekolah anak,” kata peraih juara II turnamen tersebut.

Turnamen ini diharapkan dapat mempererat kebersamaan masyarakat di desa lingkar tambang dengan perusahaan yang selama ini telah terjalin harmonis. Turnamen ditutup dengan penyerahan trofi dan hadiah uang tunai dengan total sebesar Rp 44 juta untuk enam orang juara. Jumlah ini belum termasuk hadiah yang juga diberikan kepada para pemenang kuis di lokasi kegiatan maupun di media sosial.

Upaya Harita Nickel dalam Menjaga Perairan Pulau Obi

Perairan Pulau Obi memang dikenal dengan produktivitas perikanannya yang melimpah. Hal ini dibuktikan melalui penelitian yang dilakukan oleh Prof Inneke F.M Rumengan, Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi.

Dari penelitian yang dilakukan dalam rentang tahun 2015 hingga 2021, ditemukan adanya tren peningkatan sebaran terumbu karang alami yang menjadi tempat hidup dan berkembang biak biota laut. Hal ini menghasilkan produktivitas perikanan yang tinggi, ditandai dengan banyaknya varian ikan baik jenis ikan dasar (demersal) maupun ikan permukaan (pelagis).

“Tim kami mengamati langsung dengan menyelam mengamati jenis-jenis ikan yang ada di sana. Mengelompokkan ikan indikator, karnivor, herbivor. Dari tahun ke tahun, trennya relatif sama. Merujuk ke ikan-ikan terumbu karang, cenderung ada peningkatan sedikit baik dalam jumlah maupun jenisnya pada tahun 2020-2021,” kata Prof Inneke.

Guna menjaga produktivitas dan sekaligus mencegah terganggunya ekosistem laut di Pulau Obi, Harita Nickel telah melakukan sejumlah upaya pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan.

Direktur Health, Safety, and Enviromental PT Trimegah Bangun Persada (PT TBP), Tonny H. Gultom mengatakan upaya yang dilakukan antara lain dengan pengaturan aktivitas di pelabuhan termasuk aturan bagi kapal untuk tidak membuang limbah di area perairan Obi, melepas air balast dari kapal di perairan yang jauh dari pelabuhan, serta menempatkan jangkar di area yang telah ditetapkan. “Program ini bertujuan untuk memastikan pengelolaan lingkungan dilaksanakan sesuai dengan peraturan dan berjalan dengan kinerja yang terbaik,” katanya.

Selain itu, dilakukan beberapa program pemantauan laut yang meliputi pemantauan kualitas air laut (parameter fisik dan kimia), kualitas sedimen laut, dan biota laut (plankton, benthos, terumbu karang dan ikan karang). Pelaksanaan program ini didukung dengan wahana dan peralatan pemantauan laut dengan teknologi yang teruji.

Direktur External Relations PT Trimegah Bangun Persada (PT TBP), Stevi Thomas, menambahkan bahwa perusahaan senantiasa mengedepankan praktik-praktik terbaik dalam menjalankan operasionalnya meliputi berbagai aspek secara bertanggung jawab dan berkelanjutan.

“Dari kegiatan turnamen yang kedua ini, kita telah melihat ikan dengan kualitas yang baik masih mudah didapatkan di perairan Kawasi. Bukan hanya untuk keperluan turnamen, tetapi juga untuk konsumsi sehari-hari. Mari kita jaga bersama kelestarian laut ini sehingga tetap dapat menjadi sumber penghidupan bagi banyak orang,” tutur Stevi. (*)

Sumber: Tempo

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *